Jumat, 19 Oktober 2018

Pengenalan Diri dan Tuhan

Pengenalan Diri dan Tuhan

     Ki hajar dewantara mengemukakan bahwa manusia adalah titah Tuhan. Sedangkan Anik K,Hb berpendapat bahwa manusia adalah manifestasi Tuhan. Kedua ungkapan di atas memang terdengar agak mainstream di kalangan masyarakat awam.
Pola pikir masyarakat awam yang belum mendalami ilmu secara mendalam akan memunculkan dugaan yang keliru mengenai suatu perkara ataupun pemahaman. Sebagai contoh , orang2 awam biasa memaknai kata shirotol mustaqim sebagai jalan lurus . Mereka belum faham betul makna mustaqim yang dimaksud. Makna mustaqim sebenarnya bukanlah lurus namun ajeg ataupun istiqomah, jika dari pemaknaan kata saja sudah keliru bisa dibilang pengaplikasian dalilnya pun keliru pula. Contoh lain dari kesalahfahaman orang awam dalam hal pemaknaan adalah pemaknaan dalil "Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga ia mengubahnya sendiri". Kebanyakan orang akan memaknai dalil di atas dengan kalimat pokok kita harus bekerja keras padahal  belum tentu itu makna yang dimaksud dalam ayat tersebut .Bisa jadi makna lain yang lebih tepat semisal Allah tidak akan mengubah ubah lagi sifat ataupun bentuk dari ciptaannya seperti gunung , pohon, rasa air laut yang asin , siklus hujan dsb kecuali ada kaum yang ikut andil dalam mengubah ciptaan Tuhan tersebut (dengan menebang hutan, mencangkuli tanah pembudidayaan polusi). Jika memang pemahaman orang awam sedemikian sempit haruskah kita mengikuti pemahaman awam dengan apa adanya tanpa harus menguak pemahaman lebih mendalam lagi ??..

     Sebenarnya manusia sudah dititipi sifat-sifat Tuhan sejak lahir hanya saja hanya saja frekuensi atau tingkat kekuatanya jauh berbeda dengan milik Tuhan, sebagai contoh manusia memiliki sifat sabar , kuat , dan pengampun hanya saja manusia tidak bisa sesabar Tuhan sekuat Tuhan ataupun sepengampun Tuhan . Jika difahami lebih dalam lagi citra Tuhan sebenarnya bisa dibangun melalui realitas-realitas yang ada disekitarnya. Tuhan bisa dilihat berdasarkan asma,sifat dan penciptaannya. Rumusan tersebutpun bisa dipakai dalam mengenali diri sendiri melalui sifat ,asma ,dan af'al. Sebagai contoh ada orang yang suka memberi , masyarakat yang melihatnya pun menjulukinya sebagai si tukang aweh-aweh, ia bisa dijuluki si tukang aweh-aweh karena sifatnya yang lumo . Jika ditarik kesimpulan dari ketiga pemahaman tentang diri seseorang tersebut maka akan memunculkan suatu pengenalan diri yang hakiki dari seseorang . Yah mungkin demikian dulu ya gaes engkang saget kawulo suguhaken , nyuwun pangapuntene engkang kathah menawi kulo gadhah kekhilafan . Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jumat, 05 Oktober 2018

kualat

     Pola pendidikan di Indonesia sebenarnya agak lucu, mengapa bisa dikatakan seperti itu ?.
Sebenarnya Indinesia memiliki seorang tokoh guru yang hebat dalam dunia pendidikan, yang bahkan kehebatan pola pemikiran dalam dunia pendidikan itu bisa menjadikan Finlandia sebagai negara dengan pendidikan terbaik di dunia. Loh, tapi bodohnya pengampu pendidikan di Indonesia sendiri malah menggunakan pola pikir tokoh barat yang belum bisa mensukseskan pendidikan di Indonesia sampai saat ini.
   Pola pendidikan di Indonesia yang mengikuti alur pendidikan barat seng asli ki yo kanggo nuruti gengsi thok ora luweh seko iku. tapi kalau dalam roso utawa ati tetep ora cocok mbi pemikiran barat. Sebagai contoh lidah orang Indonesia sebenarnya lebih cocok makan kue apem dibandigkan memakan makanan Pizza. Meskipun banyak yang mengucapkan bahwa pizza lebih enak dari kue apem , tapi kalau asli dari hati aku percaya bahwa lidah mereka lebih nyaman dengan kue apem.
dalam tanda kutip bisa dikatakan bahwa pola pendidikan di Indonesia saat ini hanyalah untuk menuruti gengsi tanpa memikirkan esensi.
 Lebih anehnya setelah finlandia menjadi negara dengan pendidikan terbaik di dunia , Indonesia malah sowan (studi banding ) ke Finlandia. Loh iki kan lucu Indonesia ikuseharuse gurune kok malah sinau karo muride. asline yo rak popo tapi paling ora kudu ngajeni mbi guru besare pendidikan FInlandia toh yoiku Ki Hajar Dewantara. Indonesia ndue tokoh hebat kok malah ora di ajeni . KUALAT KUALAT

Jumat, 28 September 2018

dawuhe pak anik

Belajar Hidup
            Hidup itu bagaimana si? Apakah mencari kebenaran dari apa yang dapat di percaya mayoritas orang atau sebaliknya?
 Di dunia kita tinggal ini ada dua aspek yang dapat kita pelajari yaitu aspek material dan aspek imaterial. Aspek material merupakan barang yang nyata dapat di tangkap oleh indera penglihatan kita misal, meja, kursi, nasi, dsb. Bagaimana dengan imaterial, imaterial merupakan kebalikan dari material yaitu, barang yang yang tidak dapat ditangkap oleh indera penglihat kita.
Sekarang dalam hidup sebenarnya yang harus diyakini materialnya dulu atau imaterialnya dulu? Kita menuju surah al-baqarah ayat 3 aladzina yu’ minuna bilghaibi wayuqimu. . . .” sudah jelas percaya yang pertama dengan ghaibnya. Kalimat syahadat “aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad utusan Allah”. Allah itu barang ghaib karena tidak dapat dilihat dengan indera penglihat baru percaya bahwa muhammad itu utusan barang Ghaib tersebut (Allah).
Dalam kehidupan kita harus mempelajari atau menyinau barang Ghaib tersebut baru apa yang kkita lihat seperti pohon, tanah, air, dan sebagainya itu di nalar dengan akal bahwa hal yang kita lihat itu diawali dari barang yang Ghaib tersebut (diciptakan oleh Allah, barang Ghaib Allah itu lebih dulu dari pada pohon dan barang materi tersebut) secara nalar kan begitu.
Sedikit membahas tentang pribahasa Jawa. Orang tua jaman dulu melarang kita untuk duduk di atas bantal agar tidak kena wudun, melarang untuk jangan keluar habis maghrib nanti diculik koolong wewe. Namun dengan adanya perkembangan zaman bahwa hal semacam itu dianggap hal yang tidak ditakuti, padahal maksud dari pribahasa tersebut barang imaterial tersebut tidak ada efeknya maka pada zaman seakrang. Buktinya karena tidak adanya kepercayaan oleh hal semacam itu banyak perempuan keluar malam jalan jalan, pada zaman dahulu yang namanya perawan tidak ada yang di malam hari.
Tujuan dari bahawa jawa tersebut tidak untuk menakuti kepada anak muda, namun dengan adanya barang imaterial tersebut untuk menjadikan kharakter pemuda itu terbentuk rasa hormat dengan orang tua selalu ada, menghargai waktu, mengharagai makanan. Mungkin hanya itu dulu untuk kali ini, tunggu chapter ke dua...

Senin, 04 Desember 2017

Kisah Inspiratif untuk pendidikan

 Kentang, Telur, dan Biji Kopi


Pada suatu hari, ada seorang anak perempuan yang mengeluh kepada ayahnya bahwa hidupnya sengsara dan bahwa dia tidak tahu bagaimana dia akan berhasil. Dia lelah berjuang dan berjuang sepanjang waktu.Tampaknya hanya salah satu dari masalahnya yang dapat ia selesaikan, kemudian masalah yang lainnya segera menyusul untuk dapat diselesaikan.
Ayahnya yang juga seorang koki membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci dengan air dan menaruhnya di atas api yang besar. Setelah tiga panci tersebut mulai mendidih, ia memasukkan beberapa kentang ke dalam sebuah panci, beberapa telur di panci kedua, dan beberapa biji kopi di panci ketiga.
potato-544073_960_720Kemudian ia duduk dan membiarkan ketiga panci tersebut di atas kompor agar mendidih, tanpa mengucapkan sepatah kata apapun kepada putrinya. Putrinya mengeluh dan tidak sabar menunggu, bertanya-tanya apa yang telah ayahnya lakukan.
Setelah dua puluh menit, ia mematikan kompor tersebut. Ia mengambil kentang dari panci dan menempatkannya ke dalam mangkuk. Ia mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk.
Kemudian ia menyendok kopi dan meletakkannya ke dalam cangkir. Lalu ia beralih menatap putrinya dan bertanya, “Nak, apa yang kamu lihat?”
“Kentang, telur, dan kopi,” putrinya buru-buru menjawabnya.
“Lihatlah lebih dekat, dan sentuh kentang ini”, kata sang ayah. Putrinya melakukan apa yang diminta oleh ayahnya dan mencatat di dalam otaknya bahwa kentang itu lembut. Kemudian sang ayah memintanya untuk mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapatkan sebuah telur rebus. Akhirnya, sang ayah memintanya untuk mencicipi kopi. Aroma kopi yang kaya membuatnya tersenyum.
“Ayah, apa artinya semua ini?” Tanyanya.
Kemudian sang ayah menjelaskan bahwa kentang, telur dan biji kopi masing-masing telah menghadapi kesulitan yang sama, yaitu air mendidih.
Namun, masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Kentang itu kuat dan keras. Namun ketika dimasukkan ke dalam air mendidih, ketang tersebut menjadi lunak dan lemah.
Telur yang rapuh, dengan kulit luar tipis melindungi bagian dalam telur yang cair sampai dimasukkan ke dalam air mendidih. Sampai akhirnya bagian dalam telur menjadi keras.
Namun, biji kopi tanah yang paling unik. Setelah biji kopi terkena air mendidih, biji kopi mengubah air dan menciptakan sesuatu yang baru.
“Kamu termasuk yang mana, nak?” tanya sang ayah kepada putrinya.
 “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana caramu dalam menghadapinya? Apakah kamu adalah sebuah kentang, telur, atau biji kopi?”
Pesan Moral : Dalam hidup ini, Banyak sesuatu yang terjadi di sekitar kita. Banyak hal-hal yang terjadi pada kita. Tetapi satu-satunya hal yang benar-benar penting adalah apa yang terjadi di dalam diri kita.
Jadi, manakah diri anda? Apakah anda adalah sebuah kentang, telur, atau biji kopi?