Pengenalan Diri dan Tuhan
Ki hajar dewantara mengemukakan bahwa manusia adalah titah Tuhan. Sedangkan Anik K,Hb berpendapat bahwa manusia adalah manifestasi Tuhan. Kedua ungkapan di atas memang terdengar agak mainstream di kalangan masyarakat awam.
Pola pikir masyarakat awam yang belum mendalami ilmu secara mendalam akan memunculkan dugaan yang keliru mengenai suatu perkara ataupun pemahaman. Sebagai contoh , orang2 awam biasa memaknai kata shirotol mustaqim sebagai jalan lurus . Mereka belum faham betul makna mustaqim yang dimaksud. Makna mustaqim sebenarnya bukanlah lurus namun ajeg ataupun istiqomah, jika dari pemaknaan kata saja sudah keliru bisa dibilang pengaplikasian dalilnya pun keliru pula. Contoh lain dari kesalahfahaman orang awam dalam hal pemaknaan adalah pemaknaan dalil "Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga ia mengubahnya sendiri". Kebanyakan orang akan memaknai dalil di atas dengan kalimat pokok kita harus bekerja keras padahal belum tentu itu makna yang dimaksud dalam ayat tersebut .Bisa jadi makna lain yang lebih tepat semisal Allah tidak akan mengubah ubah lagi sifat ataupun bentuk dari ciptaannya seperti gunung , pohon, rasa air laut yang asin , siklus hujan dsb kecuali ada kaum yang ikut andil dalam mengubah ciptaan Tuhan tersebut (dengan menebang hutan, mencangkuli tanah pembudidayaan polusi). Jika memang pemahaman orang awam sedemikian sempit haruskah kita mengikuti pemahaman awam dengan apa adanya tanpa harus menguak pemahaman lebih mendalam lagi ??..
Sebenarnya manusia sudah dititipi sifat-sifat Tuhan sejak lahir hanya saja hanya saja frekuensi atau tingkat kekuatanya jauh berbeda dengan milik Tuhan, sebagai contoh manusia memiliki sifat sabar , kuat , dan pengampun hanya saja manusia tidak bisa sesabar Tuhan sekuat Tuhan ataupun sepengampun Tuhan . Jika difahami lebih dalam lagi citra Tuhan sebenarnya bisa dibangun melalui realitas-realitas yang ada disekitarnya. Tuhan bisa dilihat berdasarkan asma,sifat dan penciptaannya. Rumusan tersebutpun bisa dipakai dalam mengenali diri sendiri melalui sifat ,asma ,dan af'al. Sebagai contoh ada orang yang suka memberi , masyarakat yang melihatnya pun menjulukinya sebagai si tukang aweh-aweh, ia bisa dijuluki si tukang aweh-aweh karena sifatnya yang lumo . Jika ditarik kesimpulan dari ketiga pemahaman tentang diri seseorang tersebut maka akan memunculkan suatu pengenalan diri yang hakiki dari seseorang . Yah mungkin demikian dulu ya gaes engkang saget kawulo suguhaken , nyuwun pangapuntene engkang kathah menawi kulo gadhah kekhilafan . Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar